Seperti yang banyak orang ketahui, ada banyak berita yang memprediksi tentang resesi ekonomi global akan terjadi pada tahun 2023. Resesi tersebut dapat terjadi ketika ekonomi tumbuh negatif selama dua kuartal beruntun. Pada tahun 2020 dunia telah mengalami resesi akbit adanya pandemi Covid-19. Hal tersebut membuat lapangan kerja menjadi berkurang dan anda banyak pegawai yang dirumahkan. Sehingga hal tersebut membuat roda ekonomi menajdi macet.
Sekarang ini muncul prediksi bahwa pada tahun 2023 akan terjadi resesi di seluruh dunia. Itu karena mulai banyak krisis ekonomi yang terjadi di beberapa negara. Saat ini sudah banyak muncul tanda-tanda bahwa resesi dunia akan terjadi. Berikut ini adalah tanda-tandanya.
Menguatnya Dollar Amerika Serikat (AS)
Mata uang Amerika Serikat yaitu dollar memiliki peran yang besar dalam ekonomi global dan keuangan internasional. Bank sentral Amerika telah menaikkan suku bunga acuannya sehingga banyak investor di seluruh dunia yang tertarik berinvestasi pada dollar.
Menguatnya dollar tersebut hanya menjadi keuntungan bagi warga AS saja yang bepergian ke luar negeri. Akan tetapi menguatnya dollar telah membebani hampir semua orang karena nilai tukar mata uang lain menjadi anjlok.
Daya Beli Konsumen AS Turun
Meskipun nilai dollar menguat, daya beli konsumen dari Amerika Serikat kini makin menurun setelah kenaikan harga barang akibat menguatnya nilai dollar tersebut. Hal itu juga diperparah dengan gaji yang tidak ikut naik. Kenaikan suku bunga dari bank sentral membuat bisnis sulit untuk tumbuh. Para konsumen juga menerima efek dari suku bunga pinjaman yang tinggi karena harga makanan dan rumah menjadi semakin mahal juga.
Terguncangnya Bisnis
Seletah pandemi mulai berkurang, bisnis menjadi berkembang pesat di seluruh industri. Itu karena sebagian besar bisinis membebankan biaya yang lebih tinggi kepada konsumen agar mereka masih bisa mendapatkan keuntungan. Namun hal tersebut tidak dapat bertahan lama. Banyak bisnis yang mulai terguncang dan mengalami penurunan permintaan yang cukup signifikan.
Pasar Saham Menurun
Pasar saham yang mulai berkembang setelah pandemi mulai berkurang telah melonjak hingga 27 persen. Akan tetapi ketika inflasi terjadi, bank sentral mulai menaikkan suku bunganya dan melepaskan mekanisme pembelian obligasi yang menopang pasar. Hal tersebut membuat pasar obligasi yang biasanya aman untuk para investor ketika saham dan aset lainnya menurun, juga mengalami kemunduran. Inflasi yang bersamaan dengan kenaikan tajam suku bunga oleh bank sentral, telah membuat harga obligasi turun sehingga menyebabkan imbal hasil obligasi menjadi naik.
Permintaan Global Menurun
Perusahaan di berbagai negara akhir-akhir ini mulai mengurangi hasil produksinya. Itu karena permintaan global saat ini telah mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa ekonomi global kini tengah lesu dan menyebabkan pertumbuhan ekonomi secara global akan bisa menurun.
Itulah tanda-tanda bahwa resesi ekonomi global akan terjadi. Anda harus bisa mempersiapkan diri anda agar bisa melewati resesi ekonomi global tersebut. Jika resesi tidak segera ditangani, maka akan bisa terjadi kebangkrutan ekonomi yang tentunya akan sangat sulit untuk diatasi. Sekian ulasan dari Rudius Media, semoga bermanfaat ya!